Jumat, 23 Oktober 2015

Melati yang Gersang part 2

BAB II
KESALAHAN-KESALAHAN YANG TIDAK DISADARI


Saat seseorang jatuh cinta, baik kaum adam maupun hawa terkadang mereka tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan banyak kesalahan, dari mulai yang diwajari sampai dengan kesalahan yang luar biasa fatal. Dalam buku saya kali ini saya tidak akan membahas tentang suatu hubungan agar berjalan baik, tapi saya akan memberitahu dan membuka paradigma sejoli akan cinta yang sesungguhnya, cinta yang membawa kebahagiaan, bukan berahir penyesalan. Jadi jika sampai selesainya bab dari seluruh pembahasan ini tidak ditemukan materi mengenai penjagaan atau bagaimana mempertahankan cinta bersama pasangan, anda sudah mengerti ihwal pembahasan tulisan ini.
Apa saja yang menjadi kesalahan saat anda merasa bahwa anda sedang jatuh cinta? tidak, tidak ada yang salah dengan cinta, cinta adalah fitrah manusia yang diberikan oleh Tuhan dan itu adalah hal yang lumrah. Seperti cinta orang tua kepada anaknya, cinta sahabat kepada sahabatnya yang lain, cinta antara adik dan kaka, dan cinta kepada lawan jenis. Cinta ini yang sedang kita bahas. Ada kalanya kita merenungkan apa saja yang menjadi kesalahan saat kita jatuh cinta, agar nantinya tidak berahir dengan penyesalan.
  • Terlalu Memanjakan Perasaan
    Saat kita merasa bahwa diri kita sedang jatuh cinta kepada seseorang, kita cenderung memanjakan perasaan. Membiarkan perasaan itu tumbuh tanpa kejelasan benar atau tidaknya kita sedang jatuh cinta. Mungkin saja kita hanya kagum, suka, empati atau bahkan mengisi sesuatu yang terasa kosong. Bahayanya dalam hal ini adalah, ketika feed back yang kita dapat tidak sesuai dengan yang kita harapkan, seketika mood kita berubah 180 derajat itu pasti atau istilah anak zaman sekarang yakni friendzone. Seharusnya ketika kita memiliki perasaan seperti itu dan sudah jelas masih terasa samar, jangan biarkan tunas itu tumbuh terlalu besar dan tinggi oleh harapan. Jangan biarkan aktivitas anda berubah hanya karna hal abstrak yang masih sangat jauh dari kejelasan. 
  • Terlalu Cepat Mengambil Keputusan
    Hati yang terlalu rapuh dalam menghadapi perasaan macam ini sering kali terlalu cepat mengambil keputusan. Ketika kita merasa sebegitu jatuhnya, lalu ada seseorang yang memberi ruang nafas baru, seketika kita mulai lupa sedikitnya, dengan luka kita yang sakit namun tak berdarah itu. Kita merasa bahwa dirinya telah hadir disaat yang tepat. Salah! sangat salah! perasaan itu yang membuat kita terbunuh untuk kesekian kalinya. Kita jadi memiliki rasa yang kita tafsirkan sendiri, perasaan yang menurut hati dan logika bahwa dia datang untuk menggantikan seseorang yang pernah mengisi ruang kosong itu sebelumnya. Kita tidak pernah berfikir bahwa mungkin saja dia melakukan hal yang sama kepada orang lain, melakukan hal yang menurut kita istimewa tapi ia juga melakukan hal itu bukan hanya kepada kita. Saat tunas itu sudah tumbuh terlampau jauh, penyakit yang paling berbahaya adalah kita menjadi mudah untuk jatuh cinta. Menjadi mudah menerima siapa saja yang menurut kita dapat menggantikan sosok di masa lalu. Ketahuilah, hal yang paling berbahaya adalah orang yang sangat mudah untuk jatuh cinta. Jadi, Janganlah cepat mengambil keputusan walaupun pada ahirnya itu benar. Biarkan saja berjalan sebagaimana mestinya, biarkan dia menunjukkan perasaannya. Jikalau memang dia hanya melabuhkan cintanya untuk mu, Tuhan akan selalu memberi cara yang baik untuk memupuk dan mempertemukan cinta itu di tempat dan waktu yang tepat. Klasik memang, tapi ketahuilah menunggu untuk sesuatu yang tepat akan jauh lebih baik dibandingkan menghabiskan waktu, tenaga dan materi untuk memperjuangkan seseorang yang salah. 
  • Jatuh ke Lubang yang Sama
    Ini yang sering kali terjadi kepada kaum adam dan hawa ketika tunas yang tumbuh di hatinya dibiarkan begitu saja tanpa kejelasan, tanpa kepastian. Ketika hati dan logika mendadak bekerja sama berkata "ya" untuk hal yang masih abstrak. Perasaan yang timbul dan kenyamanan yang diberikan oleh si pembidik alias seseorang yang kita rasa datang di waktu yang tepat, menjadi bumerang tersendiri untuk mengikuti hawa nafsu yang sering kali berahir sama seperti sebelumnya. Keledai, mungkin itu adalah kata yang cocok untuk menggambarkan seseorang yang jatuh ke lubang yang sama berkali-kali dengan kondisi dan pengalaman yang tidak berubah, hanya pelakunya yang berbeda. Mungkin sudah terbawa oleh perasaan yang ia artikan sebagai cinta, dan kenyamanan yang lama tidak dirasakan. Bahayanya adalah kita menjadi mudah untuk dikecewakan, dan terlalu berlebihan memperjuangkan sesuatu atau seseorang yang bahkan mungkin tidak berniat untuk menepi, hanya berniat untuk singgah. Jika sudah terjadi kita bisa apa? bisa menyalahkan siapa? Mengontrol hati dan perasaan sangat sulit, tapi jika selalu dibiarkan, tak menutup kemungkinan bahwa kita tidak akan lagi memiliki nilai atau harga dihadapan orang lain.
  • Berlebihan Memperjuangkan Sesuatu
    Saat hati kita benar-benar jatuh dan tenggelam dan kita merasa telah benar-benar jatuh cinta kepada si pembidik, kita menjadi seperti orang terhipnotis. Apapun kita akan lakukan untuk membuat nyaman dan menjaga si pembidik agar tetap bersama kita. Mulai dari perhatian yang berlebihan, memberikan banyak waktu luang yang jatuhnya lebih bahagia ketika berjumpa dengannya, dibandingkan dengan keluarga atau sahabat sendiri. Memperjuangkan apa saja agar hubungan tidak berahir, ini biasanya lebih sering terjadi pada kaum hawa yang hasilnya selalu menuruti apa yang diingini sang pembidik, yang padahal belum tentu dia memperjuangkan hal yang sama untuk kita, atau lebih tepatnya pengorbanan yang tidak seimbang. Hingga yang paling membuat menyesal adalah memberikan hal yang paling fundamental untuk sang pembidik sebagai bukti tanda sayang, sebagai pengorbanan agar dia selalu berada di sisi kita dan mengerti bagaimana perasaan kita. Tak sedikit kaum hawa yang melakukan hal ini karna sudah dibutakan oleh perasaannya sendiri. Sangat mudah memang untuk beropini tapi hidup ini pilihan, kita bisa memilih untuk tidak memberikan makota kita dan melihat seberapa cinta si pembidik kepada kita, ingat cinta itu menjaga bukan menodai!!!!! Jika sudah terlanjur??? ya itu pilihan, kamu lebih memilih meneruskan hal itu yang endingnya kamu sudah tau sendiri atau memberhentikan nya dan meminta maap kepada Tuhan?? Lepaskan jika sudah terlihat rumit, tiada pertaubatan yang terlambat selagi Tuhan masih memberikan oksigen gratis untuk kita, tiada cinta yang menghianati perasaan selagi tumbuhnya di waktu dan oleh orang yang tepat. Jika kita masih bisa memperbaiki semuanya, perbaikilah! selagi Tuhan masih memberi kesempatan, jangan menjadi kaum yang lebih senang menantang Tuhan, dengan cara melakukan hal yang sama berulang kali. Kita tidak akan pernah tau bagaimana hasil ahir dari cinta yang kita tanam. Cinta yang benar adalah cinta yang direstui Tuhan, cinta yang dapat menjaga dan menghargai kita, cinta yang bertemu dan dibingkai dengan keindahan dan pengorbanan yang sewajarnya. Cinta sejati itu melepaskan, jangan khawatir untuk menunggu karna ketika segala sesuatu yang sudah kita korbankan secara berlebihan dan tidak dapat dikembalikan hanya akan berbuah penyesalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar